News !

Selasa, 29 Mei 2012

Tugas UTS Sejarah Asia Tenggara I





Nama : Fadila Fatmawati
NIM : 100210302053

Tugas UTS Sejarah Asia Tenggara

1.    Faktor geografi berpengaruh besar terhadap perkembangan
a)        Sosial politik
b)        Sosial ekonomi
c)        Sosial budaya masyarakat atau bangsa-bangsa asia tenggara
Jelaskan masing-masing!
Seorang ahli sejarah Kebudayaan bernama J.L.A.Brandes pernah melakukan kajian yang mendalam tentang perkembangan kebudayaan Asia Tenggara dalam masa proto-sejarah. Brandes menyatakan bahwa penduduk Asia Tenggara daratan ataupun kepulauan telah memiliki 10 kepandaian yang meluas di awal tarikh Masehi sebelum datangnya pengaruh asing, yaitu:
  1. Telah dapat membuat figur boneka
  2. Mengembangkan seni hias ornamen
  3. Mengenal pengecoran logam
  4. Melaksanakan perdagangan barter
  5. Mengenal instrumen musik
  6. Memahami astronomi
  7. Menguasai teknik navigasi dan pelayaran
  8. Menggunakan tradisi lisan dalam menyampaikan  pengetahuan
  9. Menguasai teknik irigasi
  10. Telah mengenal tata masyarakat yang teratur[1]
Pencapaian peradaban tersebut dapat diperluas lagi setelah kajian-kajian terbaru tentang kebudayaan kuno Asia Tenggara yang telah dilakukan oleh G.Coedes. Beberapa pencapaian manusia Austronesia penghuni Asia Tenggara sebelum masuknya kebudayaan luar.
Di bidang sosial ekonomi :
  • Kemahiran mengolah sawah, bahkan dalam bentuk terassering dengan teknik irigasi yang cukup maju
  • Mengembangkan peternakan kerbau dan sapi
  • Telah menggunakan peralatan logam
  • Menguasai navigasi secara baik
Pencapaian di bidang sosial politik ;
  • Menghargai peranan wanita dan memperhitungkan keturunan berdasarkan garis ibu
  • Mengembangkan organisasi sistem pertanian dengan pengaturan irigasinya
Pencapaian di bidang sosial budaya masyarakat :
  • Memuliakan tempat-tempat tinggi sebagai lokasi yang suci dan keramat
  • Pemujaan kepada arwah nenek moyang/leluhur (ancestor worship)
  • Mengenal penguburan kedua (secondary burial) dalam gentong, tempayan, atau sarkopagus.[2]

2.    Uraikan asal usul penyebaran suku-suku bangsa di Asia Tenggara!
·         Menurut H.Th.Fischer, terjadinya bangsa dan aneka suku bangsa di Asia Tenggara disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a)    Telah ada perbedaan induk bangsa dalam lingkungan orang Austronesia sebelum mereka melakukan migrasi.
b)   Setelah bermigrasi mereka tinggal di daerah dan pulau-pulau yang berbeda, lingkungan yang tidak seragam, dan kemampuan adaptasi budaya mereka dengan alam setempat.
c)    Dalam waktu yang cukup lama setelah bermigrasi mereka jarang melakukan komunikasi antarasesamanya (Fischer 1980: 22-25).
Berdasarkan ketiga hal itulah sub-sub bangsa Austronesia terbentuk, mereka ada ratusan yang tinggal di kepulauan Indonesia, puluhan di Filipina, Malaysia, dan Myanmar, dan yang lainnya ada yang menetap di Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, Brunei, dan Singapura. Sebenarnya terdapat beberapa hal lainnya yang menjadikan bangsa Austronesia terbagi dalam sub-sub bangsa, yaitu (a) adanya pengaruh asing yang berbeda-beda memasuki kebudayaan yang mereka usung, dan (b) adanya penjajahan bangsa-bangsa barat di wilayah Asia Tenggara dengan karakter dan rentang waktu yang berbeda pula. Demikianlah pada masa yang sangat kemudian terbentuklah bangsa-bangsa Asia Tenggara yang mempunyai kebudayaan dengan aneka coraj bentuknya, namun apabila ditelusuri bentuk awalnya niscaya dari bentuk kebudayaan Austronesia yang telah mengalami akulturasi selama berabad-abad dengan berbagai kebudayaan luar yang datang.[3]
·         Menurut A. L Kroeber, suku bangsa yang tinggal di kawasan Asia Tenggara merupakan keturunan dari dua ras, yaitu sebagai berikut.
a)    Ras Negroid yang menempati Semenanjung Melayu dan wilayah Negara Filipina.
b)   Ras Mongoloid, yang menempati Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Ras Mongoloid yang ada di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)    Proto Melayu (Melayu Tua), yang menurunkan suku Batak, Dayak, dan Toraja;
b)   Deutro Melayu (Melayu Muda), yang menurunkan suku Bali, Jawa, dan Minangkabau.
Adapun suku-suku yang jumlahnya besar di Asia Tenggara antara lain sebagai berikut.
a)        Suku bangsa Lao Yao dan Thai di Laos dan Thailand.
b)        Suku bangsa Semang dan Sakai di Malaysia.
c)        Suku bangsa Khmer di Kamboja.
d)       Suku bangsa Man, Tho, Muong ,dan Vietnam di Vietnam.
e)        Suku bangsa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dan Dayak di Indonesia.
f)         Suku bangsa Cina, India, Melayu, dan Pakistan di Singapura.
3.    Kemukakan tumbuh dan perkembangan 4 kerajaan kuna  di Kamboja!
a)         Kerajaan funan
Kerajaan Funan diperkirakan berdiri sejak abad 1 M. sumber utama pengetahuan kita tentang kerajaan Funan pada awal pertumbuhannya adalah berita-berita Cina. Funan adalah pengucapan Cina untuk kata “bnam”, perkataan Khmer lama untuk kata “Phnom” (artinya gunung). Raja-rajanya bergelar “Kurung Bnam”, artinya “raja gunung”. Gelar “Raja Gunung” ini sama dengan gelar : Syaila raja”, yaitu gelar raja yang biasa dipakai oleh raja-raja Pallawa Konyeveram di India Selatan dulu. Gelar raja gunung ini juga mempunyai makna yang sama dengan gelar “Syailendra” (Syailender = raja Gunung) yang dipakai oleh raja-raja dinasti Syailendra di Mataram. Mungkin di antara Syaila raja, raja-raja Funan dan Dinasti Syailendra Jawa Tengah ini ada hubungannya. Wilayah kerajaan Funan ini sekarang meliputi daerah yang luas meliputi Vietnam Selatan (sekarang) dan Kamboja. Ibu kotanya Viyadhapura (bandar pemburu), terlatak didekat bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Bandar pelabuhannya adalah Oc Eo terlatak di delta Sungai Mnkhong di pantai Teluk Siam. Tanah Melayu dan Indonesia, kemudian India, Persia bahkan daerah Laut Tengah.
b)        Lin Yi – Champa
Pada mulanya Lin Yi adalah sebuah kota dan merupakan pusat kegiatan politik pada 446 M. Tetapi pada perkembangan selanjutnya sebuah kamp politik baru dibentuk dan dialihkan dari selatan Hai Van Pass ke Tra Kieu, di wilayah yang namanya Quang Nam. Sulit diketahui mengenai keadaan kerajaan ini pada periode ini walaupun ada pendapt bahwa kerajaan ini merupakan bagian kekuasaan dari kerajaan Funan pada masa pemerintahan raja Jayavarman. Pada tahun 446 raja Funan yang bernama Jayavarman mengirim seorang pendeta Hindu yang bernama Nagasena ke China Selatan yang tugasnya adalah untuk menyetorkan upeti dalam rangka mengajak raja kerajaan tersebut melakukan persekutuan denganya untuk menghadapi saudaranya yang bernama Tan Ken T’chouen yang menguasai Lin Yi. Ternyata aliansi dari Jayavarman berhasil untuk menguasi daerah pelabuhan di Cham. Raja Cham yang bernama Rudravarman mengirim utusan ke China pada 592 M, dan memperkuat pasukan disebelah utara dan selatan wilayah kerajaannya. Hal itu dilakukan untuk melakukan invasi ke Tonkin, namun usaha itu gagal akibat dominasi Cina atas wilayah itu. Ia digantikan oleh anaknya yang bernama Shabuvarman yang menurut prasasti yang dituliskan oleh ia sendiri bahwa ia seorang penyemabah Syiwa. Ketika Cina dibawah kekuasaan dinasti Sui, Cina melakukan serangan ke Champa yang bertujuan untuk menguasai semua hasil alam dan kekayaanya. Serangan ini mengakibatkan Champa menjadi bagian kekuasan dari Cina. Seranagn itu mengakibatkan beberapa buku dan emas dirampas oleh Cina. Serangan itu juga memaksa Raja Shabuvarman mengungsi dari kerajaanya, akhirnya ia digantikan oleh putranya yang bernama Kandhapadarma. Tetapi setelah Cham dipimpin oleh Kadhapadarma, Cham menjadi terpecah belah. Cham bersatu kembali setelah dipimpin oleh raja Prakashadharma pada 653 M, anak dari sepupu Kandhapadharma. Raja ini kemudian mengganti namanya menjadi Vikantravarman, dan pada periode raja ini penyembahan kepada Dewa Wisnu berkembang dengan pesat. Kepepimpinan dari Vikantravarman membawa perubahan yang sangat pesat pada Cham. Cham memiliki pelabuhan perdagangan yang sangat ramai, letaknya yang strategis berada ditengah-tengah daerah Indocina, adanya hubunganperdagangan dengan negar lain terutama negara di kawasan Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya terjadi suatu perebutan pelabuhan-pelabuhan dagang dengan kerajaan Khmer yang terjadi berlarut larut hingga munculnya dominasi Cina menyelimuti wilayah ini pada 939 M.[4]
c)         Kerajaan cenla
Masa kerajaan Funan berakhir karena setelah Kaudinnya Jayawarman meninggal tahun 514, timbulah pemberontakan dari vazal Funan, Cenla di bawah raja Citra Sena. Pada tahun 627, pada masa Isanawarman Funan disatukan dengan Cenla. Isanavarman mendirikan kota Isamapura dekat Kompong Thom sekarang. Disana masih masih ada bekas-bekas yang paling menarik dari jaman pra-Angkor yang pernah dijumpai sampai sekarang. Daerah Cenla makin diperluas kearah barat laut KAmboja seperti : Cankrankapura, Amogapura , Bhimapura. Sedangkan daerah selatannya daerahnya terbentang dari Cantabun sampai Dvaravati. Dengan campa (Lin-Yi) dijalin persahabatan, bahkan Isanawarman memerintah sampai tahun 635. Penggantinya adalah Bavavarman II, tidak diketahui hubungannya dengan Isanavarman, kemudian Jayavarman I mungkin anak Bhavavarman II. Tahun pemerintahannya berdasarkan prasasti adalah tahun 657, tetapi mungkin juga ia memerintah sebelum itu. Ia memerintah selama selama 40 tahun. Banyak meninggalkan hasil bengunan dan prasasti, selama pemerintahannya ditandai dengan perang penaklukan. Dia tidak meninggalkan bakal penggantinya. Dari sebuah prasasti diketahui bahwa jandanya bernama jayadewi menggantikannya, tetapi pada saat itu berkobar untuk membebaskan diri dari daerah yang dikuasainya. Pada jaman Cenla ini dibidang keagamaan patut dicatat bahwa agama budha tidak lagi mendapat tempat yang istimewa seperti pada jaman Funan, kedudukannya digantikan oleh agama Hindu terutama pemuja Siwa dalam bentuk Harihara (Siwa dan Wisnu dipersekutukan) seperti biasa dilakukan di Pallawa pada sekitar tahun 450. Kebanyakan prasasti ditulis dalam bahsa sansekerta tetapi ada juga dalam bahsa Khmer. Bagaimanapun tampak bahwa pengaruh kebudayaan asli nampak kuat, seperti misalnya adanyabukti dalam prasasti yang menunjukan bahwa betapa pentinggnya garis keturunan matryiarchat. Dalam sejarah yang ada dikatakan bahwa tidak lama setelah tahun 706 pecah dua menjadi Cenla Hulu dan Cenla Hilir (Cenla Darat dan Cenla Air). Raja pengganti Jayawarman menguasai daerah itu sebagai Adiraja, tetapi tidak menguasai secara langsung di daerah yang ada ditangan raja-raja kecil daerah. Cenla daratan ada di Utara, sedangkan Cenla perairan ada di daerah delta di selatan. Perepcahan ii jelas melemahkan kekuatan Cenla. Kedaulatannya atas daerah yangs ekarang bernama Thailand dan Malaya lepas. Bahkan kelemahannya ini menimbulkan keberanian kekuatan luar untuk menyerang Cenla. Pada akhir abad ke delapan Cenla Hilir diserang oleh perompak dari “Jawa”, yang dimaksud mungkin serangan dari Jawa, Sumatera atau Semenanjung Melayu. Sebuah Prasasti di Jawa menceritakan bahwa negeri itu dikalahkan oleh Sanjaya (prasasti Canggal 732). Sementara itu seorang pengarang Arab bernama Abu Zaid hasan (abad Ke-10) menceritakan kisah pengembaraan seorang saudaagar bernama Sulaiman yang mengembara ke daerah ini pada tahun 851, yang mengetahui adanya serangan tentara Jawa atas Cenla pada akhir abad ke- 8.
d)        Kerajaan angkor
Pendiri kerajaan Angkor adalah jayawarman II. Ia berhasil mempersatukan kerajaan Cenla (Cenla Hulu dan Cenla Hilir). Ia memerintah sekitar tahun802-850. dari keturunan siapa dia berasal, tidak diketahui dengan pasti. Mungkin keturunan Nripatidrawarman, bekas penguasa Baladityapura, daerah, daerah bawahan Cenla pada mas Isanawarman. Keluarga ini pernah menguasai daerah delta sungai Mekong.ada pula kemungkinan bahwa ia berasal dari Jawa. Seperti diketahui dia memerintah menggantikan Mahipatiwarman, raja Cenla Hilir yang terbunuh dalam serangan tentara Sriwijaya (Jawa ?). dia memerintah mulai dengan membangun ibu kota baru indrapura sebelah timur kota Kompong Cam. Dialah yang memulai meresmikan pemujaan Dewa Raja satu bentuk agama Syiwa yang berpusat kepada pemujaan “lingga” sebagai pribadi suci raja titisan syiwa dengan medium sang Berahmin Sivakaivalya.lingga ini didirikan diatas Puncak bukit candi yang terletak di tengah-tengah ibukota yang dianggap sebagai pusat dunia. Konsepsi pemujaan bukit candi ini berasal dari Mesopotamia yang kemudian menyebar ke India. Peresmian kultus dewa-raja ini juga dimaksudkan untuk menujukkan kemerdekaannya. Ia (Jayawarman II) menganggap dirinya sebagai Cakrawartin, raja seluruh alam. Setelah dia, merupakan suatu kewajiban bagi raja-raja Khmer untuk mendirikan bukit candi (gunung pemujaan) untuk menjaga „lingga kerajaan‟ yang mengandung “semangat sucinya “. Bangunan inilah yang menjadi ciri kerajaan Angkor yang penuh kemegahan itu.Kemudian Jyawarman II mendirikan ibukota baru, hariharalaya, disebelah tenggara Siem Reap. Kemudian ia mendirikan ibukota ketiga, Amanrendrapura (lokasinya belum diketahui dengan pasti), kemudian ia mendirikan kota keempat Phnom Kulen, di bukit Kulen, sebelah timur kota Angkor, ia mendirikan Mahendraparwata. Hasil penggalian membuktikan bahwa seni bangunan di sana menunjukkan adanya pengaruh jawa dan Campa. Setelah jayawarman II meninggal kemudian memerintah jayawarman III, putranya, pada tahun 850-877. kemudian memerintah Indrawarman 877-889, mendirikan candi bakongkemudian memerintah Indrawarman 877-889, mendirikan candi bakongkemudian memerintah Indrawarman 877-889, mendirikan candi bakongkemudian memerintah Indrawarman 877-889, mendirikan candi bakong di Angkor. Hasil seni bangunan ini merupakan awal seni bangunan klasik Khmer. Pada tahun 889 memerintah Yasowarman (889-900), ia dianggap sebagai pembangun kota Angkor yang sesungguhnya. Ia mendirikan candi Phnom bakheng dan kota sekitarnnya bernama Yasodarapura, yang merupakan kota asal Angkor yang jauh lebih besar dari kota Angkor Thom yang dibangun oleh Jayawarman VII pada akhir abad XII. Kekuasaan Yasowqarman I ini meliputi kawasan yang luas. Dalam masa kekuasaannyayang singkat itu ia mampu membangun kerajaan yang luas wilayahnnya melampauui daerah yang dikuasai oleh jayawarman II dulu. Menurut Coedes daerahnya meliputi lembah sungai mekhong sampai batas cina di sebelah utara, lembah sungai Menam.sarjana lain Briggs menyatakan bahwa kekuasaan Yasowarman meliputi pula Tanah Melayu dan Kerajaan Mon di Thaton, Burma HIlir. Diaantara karyanya yangsangat penting artinya adalah berhasilnnya mengadakan /membanggun bendungan perbekalan air yang cukup bagi kepentingan pendiuduk kota. Sejrah Khmer pada abad ke X lebih banyak memuat catatan tentang perkembangan seni bangun dibandingkan dengan peristiwa politik . keterangan yang biasa diperoleh dari berita Cina pda waktu itu di Cina kadang sedang terjadi jaman kekacauan9akhir jaman Tang, dan jamn Lima Dinasti). Sumber sejrahadalah prasasti saja, sedangkan prasasti hanya berisi tentang hal Dewaraja dan istana saja. Peranan raja sebagai titisan dewa begitu muli sehingga tidak mungkin melaksanakan tindakan pemerintahan. Dapat diperkirakan bahwa sesungguhnya yang melaksanakan pemerintahan adalah segolongan bangsawan kerabat dan pembesar-pembesar keagamaan. Raja-raja pada abad berikutnya adalah Jyawarman IV (928-942) mungkin seorang perampas kekuasaan yang kemudian terusir kesebelah timur laut. Kemudian Rajendrawarman II (944-968) yang menrebut kekuasaan dari putra Jayawarman IV, Harsaawarman II (942-944). Pusat kekuasaannya adi Angkor. Ia menyerang campa pada tahun 945. Ia seorang pemuja Siwa tetapi sikapnya sangat toleran terhjadap agama lain. Pada masa nya agama Budha dapat berkembang dengan pesat. Kemudian memerintah jayaawarmanV (968-1001) yang mendirikan candi indah Banteay Srei.[5]
                                                                                                                        
4.    Setelah runtuhnya kerajaan funa terjadi perubahan besar dalam bidang sosial politik di asia tenggara, jelaskan!
  •      Dengan runtuhnya Funan memberikan kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan Funan. Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.
  •      Fuann yang telah banyak mengambil manfaat dari jalur perdagangan antara Cina dan India. Antara abad ke-3 hingga abad ke-5 M terjalin hubungan yang harmonis antara Cina denagn negara-negara di Asia Tenggara. Funan telah berkembang denganjalinankerjasa itu, terutama pelabuhan dagang Funan yang terletak diantara pelabuhan Cina dan pelabuhan di semenjung Malay.Antara abad ke-5 hingga abad ke-6 M, merupakan zaman keemasan perdaganagnmelalui jalur laut. Laut Cian Selatan dan daerah semenjung Malay menjadi urat nadi perdagangan. Adanya kontak perekonomian antara Cina dan Asia Tenggara, masuknya produk Asia Tenggara ke pasar Cina terutama. Namun hal itu tidak dapat dilakukan ketika Funan mengalami keruntuhan
  •   Setelah funa runtuh pedagang- pedagang Asia Tenggara mengalami kesempatan mengadakan perdagangan terus dengan cina. Karena sebelu funan runtuh perdagangan dengan cina diadakan melalu i pedangang dan pelabuhan-pelabuhan funan.[6]


5.    Kebesaran Yazitthya dalam memerintah kerajaan Pagan tercatatat dalam prasasti batu  roseta dari burma
a.    Kemukakan apa yang anda ketau tentang batu prasasti roseta!
Batu Rosseta, atau Rosetta Stone, adalah batu dengan ukuran panjang 1,14 meter, lebar 72cm, dan tebal 28cm. Batu ini merupakan batu granit merah muda keabu-abuan dengan tulisan di atasnya dalam dua bahasa, Mesir dan Yunani, dengan menggunakan tiga skrip, yaitu hieroglif, Demotik Mesir dan Yunani.[7]

b.    Jelaskan latar belakang yang mendorong keberhasilan pemerintahan Kyazitthya!
10841113 M: Di Myanmar, raja kedua Pagan, Kyanzittha (putra Anawrahta), berkuasa. Ia merampungkan pembangunan Pagoda Shwezigon, sebuah tempat pemujaan untuk relik sang Buddha, termasuk sebuah gigi yang dibawa dari Sri Lanka. Beragam prasasti mencatat bahwa ia merupakan inkarnasi dari Vishnu, chakravartin, seorang bodhisattva, dan dharmaraja. Kyanzittha dikenang orang karena pada msa kekuasaaanya didirikan stupa yang indah, Ananda. Ia berhasil mengadakan hubungan baik dengan Cina dan India.[8]

6.    Jelaskan latar belakang Rama Kamheng (1270-1315) berjasa besar terhadap kemajuan kerajaan Siam!
    Antara tahun 1283 dan 1287 Rama khamheng dari sukhothai menaklukkan orang-orang Mon dilembah menam dan menggantikan peraturan T’ai dengan peraturan khmer yang berlaku atas wilayah banyak meliputi daerah hulu Mekong. Pada tahun 1287, Mangrai, Rama khambeng dan ngam muong, pemimpin P’ayao, berkumpul dan menyepakati suatu perjanjian persahabatan yang mantap. Tahun itu penting karena penaklukkan mongol pada pagan. Keruntuhan kekuatan khmer di satu pihak dan lenyapnya Burma yang kuat dilain pihak, memungkinkan T’ai mengadakan perluasan kesempatan yang tidak ada lawannya, memungkinkan mereka mempertahankan perdamaian diantara mereka sendiri. 
    Abad XIII, ketika bagian barat kekaisaran Khmer ada dibawah pengawasan T’ai, lavo merdeka lagi,dan mengirim utusan-utusan ke cina. Jadi tidak terserap ke dalam kerajaan Rama Khamheng, meskipun pada pertengahan abad berikutnya dibawah raja T’ai. Namun demikian sebagian besar rakyat Rama Khamheng adalah orang-orang Mon dan Khmer, dan dari merekalah beliau menerima tulisan yang beliau pakai untuk memindahkan bahasa T’ai ke dalam tulisan 1283, tujuannya membentuk bahasa resmi yang juga dipakai oleh rakyatnya yang berbahasa Mon-Khmer. Dalam prasasti perayaan peringantannya 1292 di Sukhothai, beliau memakai pecahan baru bahasa T’ai. Abjadnya, huruf Sukodaya, diterima diseluruh Siam. Ini juga berpengaruh kuat atas perkembangan tulisan dinegara Laos.[9]



[1] Hall, D.G.E., Sejarah Asia Tenggara. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh I.P.Soewarsha, Surabaya, Usaha Nasional, 1988, hal. [2] Dr. Agus Aris Munandar, Kawasan Asia Tenggara Dalam Dinamika Sejarah Kebudayaan, Jakatra, Departemen Arkeologi FIB UI, 2009, hal.

[3]Fischer, G.Th., Pengantar antropologi kebudayaan indonesia. Seri pustaka sarjana, Terjemahan anas makruf,  Jakarta, PT.Pembangunan, 1980, hal.[4] http://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/kerajaan-pada-masa-awal-hindu-budha/ [diakses pada tanggal 07 November 2011][5] Casparis, J.G. de, “Peranan Adityawarman, Seorang putra Melayu di Asia Tenggara”, 1989, makalah dalam Persidangan Antarabangsa Tamadun Melayu II.[6] http://www.scribd.com/doc/39293554/03-bab2 [diakses pada tanggal 07 November 2011][7] http://randyhomzi.blogspot.com/2010/12/sejarah-burmamyanmar.html [diakses pada tanggal 07 November 2011][8] http://randyhomzi.blogspot.com/2010/12/sejarah-burmamyanmar.html [diakses pada tanggal 07 November 2011][9] Hall, D.G.E, Sejarah Asia Tenggara I,  Surabaya, Usaha Nasional, 1988, hal.










0 komentar:

Posting Komentar